Saat Ujian Kesulitan Hidup Menerpa


Kawan, bukan hidup namanya kalau selalu gembira, sehat, berkecukupan, merasa aman, kenyang dan berbagai keadaan yang membuat jiwa ini merasa nyaman.

Ada kalanya sedih, sakit, kekurangan, muncul rasa khawatir, takut ataupun kelaparan. Ya, inilah kehidupan dunia yang kita pasti diuji.

Allah berfirman:

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ

Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu (QS. Ali Imran: 186)

Saat ujian hidup itu menerpa, maka di saat itu keimanan kita terhadap takdir Allah akan dibuktikan. Bukankah yang terjadi pada diri kita adalah atas ketetapan Allah Ta’ala??! Allah berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ () لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ () الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Semua yang Allah takdirkan bagi kita, itulah yang terbaik bagi kita. Bukankah dalam perjalanan hidup kita, jika kita renungkan ada ujian-ujian yang telah kita lalui, ternyata ada hikmah besar dibalik musibah itu bagi kita hari ini??!

Seluruh perkara seorang mukmin adalah baik baginya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ عجب. مَا يَقْضِي اللهُ لَهُ مِنْ قَضَاءٍ إِلاَ كَانَ خَيْرًا لَهُ, إِِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Segala keadaan yang dialaminya sangat menakjubkan. Setiap takdir yang ditetapkan Allah bagi dirinya merupakan kebaikan. Apabila dia mengalami kebaikan, dia bersyukur, dan hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa keburukan, maka dia bersabar dan hal itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Dalam menghadapi ujian kehidupan kita hendaknya berbaik sangka kepada Allah. Allah meginginkan kita kembali kepada-Nya. Mungkin banyak di antara kita yang jika ia diuji oleh Allah berupa kenikmatan hidup ia lupa bersyukur kepada Allah, doanya begitu jarang bahkan tak pernah. Air matanya tak pernah jatuh tatkala memohon kepada Allah, hatinya tak lagi bergantung secara total kepada Allah. Namun saat kesulitan hidup menerpanya, doanya begitu tulus dan khusyuk, air matanya membasahi pipinya tatkala meminta kepada Allah, hanya Allah yang menjadi tumpuan hatinya. Ya, saat kesulitan datang, ia pun kembali kepada Allah.

Demikianlah keadaan manusia tatkala mendapatkan ujian, ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu berkata:

ابْتُلِينَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا ثُمَّ ابْتُلِينَا بِالسَّرَّاءِ بَعْدَهُ فَلَمْ نَصْبِرْ

“Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau wafat dan kami pun tidak dapat bersabar” (HR. at-Tirmidzi)

Kesulitan hidup juga hadir untuk menyadarkan banyak nikmat-nikmat Allah yang belum kita syukuri. Kita baru sadar, ketika kenikmatan itu beranjak pergi dari kita.

Kesulitan hidup, sejatinya adalah ujian tersendiri bagaimana kita mampu bersabar dan tetap menjaga ketakwaan dalam menghadapinya. Ini jugalah yang Allah sampaikan sebagai solusi dalam menghadapinya. Allah berfirman:

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (QS. Ali ‘Imran: 186)

Kawan, kesulitan hidup boleh jadi juga sebagai tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ ، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا اِبْتَلاَهُمْ ، وَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ.

“Sungguh, besarnya pahala setimpal dengan besarnya cobaan; dan sungguh, Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka (dengan cobaan). Barang siapa yang ridha maka baginya keridhaan dari Allah, sedang barang siapa yang marah maka baginya kemarahan dari Allah.” ( HR. at-Tirmidzi)

Maka bersabarlah, yakinlah ini yang terbaik, berbaik sangkalah kepda Allah, dan jangan lupakan do’a.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam menghadapi ujian kesulitan hidup, terutama dalam kondisi hari ini (masa pandemi).

Akhukum Noviyardi Amarullah Tarmizi
Pontianak, 15 Syawal 1441 H / 6 Juni 2020

Punya pertanyaan atau komentar?

One comment on “Saat Ujian Kesulitan Hidup Menerpa

Amel

Afwan ust..saya ada pertanyaan, pertanyaan diluar tema..

Jika ada suatu pernikahan di walikan oleh abang kandung hasil perzinahan..apakah boleh jika pernikahan tersebut di biarkan tanpa di nikah kan ulang kembali?
Dan apakah status pernikahan tersebut bisa dikatakan bukan Pernikahan zinah???

Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip Tulisan

Ikuti di Channel Telegram: Darul ‘Ilmi

@darulilminoviyardi