Beberapa amalan di hari ‘Asyura yang tak berdasarkan tuntunan as-Sunnah:
- Shalat khusus yang disebut dengan Shalat ‘Asyura, dijelaskan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ al-Fatawa, jilid 25, hlm.300.
- Mandi khusus seperti mandi janabah dan bercelak dengan landasan sebuah hadits palsu, yang artinya: “Barangsiapa yang mandi pada hari Asyura, ia tidak akan sakit kecuali penyakit yang mengantarkannya kepada kematian dan barangsiapa yang memakai celak pada hari Asyura maka ia tidak akan menderita sakit mata di tahun itu.” Hal ini dijelaskan oleh Ibnul Jauzy dalam al-Maudhu’at, jilid 2, hlm.201.
- Memberikan nafkah yang lebih kepada keluarganya dengan meyakini adanya keutamaan khusus, dengan landasan hadits palsu “Barangsiapa yang meluaskan nafkah bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rizkinya selama setahun itu.” Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ al-Fatawa jilid 25, hlm.300.
- Meratapi kematian Abu Abdillah Al-Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma di Karbala. Perbuatan meratapi ini diisi dengan berkumpul, menangis, pawai di jalan-jalan sambil memukul-mukul badan, melukai badan dan kepala dengan pedang dan sebagainya. Inilah ulah kelompok Syi’ah yang jelas bertentangan dengan petunjuk al-Islam.
Sumber: Majalah adz-Dzakhiirah edisi 46-1430 H vol.7 No.4 pada artikel “Muharram Dalam Sorotan” karya Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Abu Shofiya
Dinukil oleh Noviyardi Amarullah Tarmizi pada 10 Muharram 1442 H dengan perubahan redaksi tanpa merubah makna.